Istilah ‘Bullseye’ sangat dikenal
oleh kru-kru pengeboran lepas pantai. Bukan hanya karena suku katanya yang
mudah diingat, namun juga karena fungsinya yang krusial. ‘Bullseye’ pun dikenal
juga oleh atlit-atlit memanah atau atlit-atlit menembak karena memang susunan
lingkaran atau bentuknya secara umum adalah sama. Beberapa lingkaran yang ditata
berurutan secara rapi yang dari ukuran besar ke ukuran kecil yang berakhir
dengan sebuah titik di tengah-tengah yang menunjukkan pusat dari semua
lingkaran-lingkaran tersebut.
‘Bullseye’ untuk dunia pengeboran
pada umumnya dikenal sebagai ‘subsea bullseye’. Alat ini dipasang di BOP (Blow Out Preventer) stack atau di well head yang berfungsi sebagai
penunjuk kemiringan dari BOP atau well head tersebut. ‘Bullseye’ dipasang
berpasangan yang membentuk sudut 90 derajat secara horizontal agar kemiringan Dapat
diketahui secara dua dimensi X dan Y.
‘Bullseye’ dipasang jadi satu
dengan badan BOP atau well head secara rigid dimana terdapat
kaca pengintip untuk mengetahui dimana letak sebuah metal berbentuk kelereng
terhadap titik tengah ‘bullseye’. Lalu siapa yang mengintip? Apabila sebuah BOP dan well head sudah berada di dasar laut, maka tugasnya ROV untuk
melihat ‘bullseye’ ini. Letak metal kelereng ini dibaca secara 360 derajat dan jarak
dengan titik tengah ‘bullseye’ ditentukan dengan berapa lingkaran metal
kelereng ini berada.
Dengan petunjuk ‘bullseye’ ini
maka Dapat diketahui kemiringan sebuah BOP,
dan begitu pula kemiringan sebuah well
head. Apabila BOP sudah ‘duduk’
di atas well head maka Dapat diketahui
arah dan besarnya pebedaan kemiringan antara BOP dan well head. Hal
ini penting diketahui oleh drilling engineer untuk mengetahui kondisi kondisi
kemiringan BOP dengan well head. Begitu pula sebagai bahan
referensi untuk seorang DPO (Dynamic
Positioning Operator) untuk mencocokkan dengan sinyal yang DPO peroleh dari
Lower Flex Joint Angle dari Riser System terhadap well head, baik yang berasal dari sensor
elektronik maupun akustik.
Perlu dicatat bahwa sebenarnya ‘bullseye’
ini adalah cara konvensional namun praktis untuk mengetahui kemiringan suatu
benda, yang mana teknologi yang lebih canggih sebenarnya sudah ada seperti yang
telah saya sebutkan sebelumnya, yaitu sensor kemiringan yang didapat dari MRU (Motion Reference Unit) yang juga
sudah dipasang di badan BOP sehingga Dapat
diketahui sudut Lower Flex Joint Angle
nya. Informasi kemiringan dapat diketahui secara elektronik (dengan kabel)
ataupun akustik (sinyal suara).
No comments:
Post a Comment